Minggu, 02 Oktober 2011

SUSUR GUA ( " CAVING " )

Susur gua, atau dalam bahasa internasionalnya adalah Caving, adalah bagian dari seri petualangan di alam bebas. Kegiatan yang juga di sukai karena tantangannya sangat berbeda dengan kegiatan lain, semisal mendaki gunung atau arung jeram. Caving atau susur gua adalah kegiatan alam yang mencoba menelusuri alam di bawah tanah dalam keadaan gelap dan hanya menggunakan penerangan kecil, semisal senter. tapi bagi para Caver ( Penggiat susur gua ), itu menjadi tantangan tersendiri, setelah mendaki gunung, arung jeram maupun panjat tebing.

Bayangkan suasana gelap total dalam gua bagi yang belum pernah melakukannya, sering menimbulkan pikiran yang menyeramkan dan selalu memikirkan dugaan - dugaan bahaya. Disamping rasa penasaran. Tetapi semua itu akan menjadikan pengetahuan yang berarti dan juga kekaguman. Didalam gua akan berpikir, adakah mahluk yang betah tinggal? Ada apakah di balik lorong - lorong panjang dan gelap ini? Inilah tantangan sekaligus tambahan ilmu pengetahuan tentang alam lain di bumi ini. Indah.

Berbagai Macam dan Fungsi Gua

Pengertian gua adalah "suatu lorong bentukan alamiah di bawah tanah yang bisa dilalui oleh manusia, sementara yang hanya bisa dilalui hewan saja disebut gua mikro". Dalam hal ini yang dimaksud adalah gua alam, namun ada juga gua buatan manusia seperti tempat perlindungan perang dan lain-lain.
Gua alam dibagi dalam beberapa jenis berdasarkan letak dan batuan pembentuknya, yaitu :
• Gua lava
• Gua litoral
• Gua batu gamping (karst)
• Gua pasir, gua batu halit, gua es dan sebagainya. : adalah bentukan gua yang sangat jarang dijumpai di dunia, hanya meliputi 5% dari seluruh jumlah gua di dunia.

Fungsi gua :
 
• Tempat berlindung (primitif) manusia dan hewan
• Tempat penambangan mineral (kalsit, gamping, guano) - tempat perburuan (walet, sriti, kelelawar)
• Obyek wisata alam bebas dan minat khusus
• Obyek sosial budaya (legenda, mistik, dukun, baik cabul ataupun gak)

Jika sahabat alam semua ingin melakukan susur gua, silahkan di cek kesehatan diri, karena susur gua amat membuthkan keadaan badan yang sehat, jika sedikit saja badan tak sehat sebaiknya gagalkan kegiatan dan lakukan suatu saat ketika sahabat sehat. Kenapa? Karena udara dalam gua sebenarnya buruk, lembab, kotoran kelelawar dan burung, jadi jika badan tak fit akan mudah terserang penyakit paru - paru.
Penelusur Gua ideal adalah yang memiliki badan relatif kecil meskipun belum tentu menjadi jaminan akan menjadi penelusur handal. Dalam penelusuran horisontal, kita lakukan gerak memanjat turun, jalan membungkuk, merangkak, merayap, tengkurap, dan kadang terlentang, menyelam serta berenang. Dengkul dan ujung siku merupakan sisi penting buat seorang penelusur atau caver.
Peralatan pribadi untuk caving goa: 1. Helm 2. Caving sling 3. Cover all 4. Caving pack sack dan kompas selain itu ada lagi peralatan yang harus dimiliki dalam tim penelusuran gua yang jumlahnya teramat banyak.

Penelusuran gua merupakan kegiatan kelompok, karenanya dalam setiap penelusuran tidak dibenarkan seorang diri. Jumlah minimal untuk sebuah eksplorasi gua adalah 4 orang. Hal ini didasarkan atas pertimbangan, jika terjadi kecelakaan pada salah seorang anggota kelompok, satu orang dibutuhkan untuk menjaganya, sedangkan dua lainnya mempersiapkan pertolongan atau rescue, atau kalau tidak mungkin, cari pertolongan kepada penduduk.

Untuk lebih mudahnya sebagai caver hendaknya mempunyai respek terhadap lingkungan dan cuaca, masyarakat sekitar, kemampuan sesama caver, penelitian, dan instansi jika diperlukan. Satu hal yang harus diresapi dan disadari oleh setiap penelusur gua yaitu masalah “konservasi”. Prinsip yang biasa dipakai dalam etika penelusuran gua adalah ‘take nothing but picture, leave nothing but footprint, kill nothing but time’.

Agar penelusuran lebih aman maka caver mempersiapkan perlengkapan dasar, pengetahuan dan ketrampilan baik tentang gua, alat dan penggunaanya, serta teknik atau cara penelusuran yang akan lebih terasah dengan berlatih. Hal ini dilakukan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan terjadi di dalam gua. Dalam setiap musibah, setiap caver wajib bertindak dengan tenang, tanpa panik, dan wajib patuh pada instruksi leader penelusuran. Dalam penelusuran horisontal, kita melakukan gerakan jalan membungkuk, merangkak, merayap, tengkurap, dan kadang terlentang, menyelam serta berenang. Dengkul dan ujung siku merupakan sisi penting buat seorang penelusur atau caver. Bentuk tubuh juga mempengaruhi kecepatan gerak seorang penelusur gua. Beberapa hal lain yang seharusnya dilakukan adalah pelaporan ataupun publikasi.  Selamat berpetualang sahabat alam...
 
 

Tips Mencegah Musibah Dalam Gua

Di dunia susur gua atau caving, ada dua musibah yang bisa terjadi, yakni incidence dan accident. Kegiatan yang menantang, dan cukup beresiko bagi penggiatnya yang tak mengetahui karakter maupun medan gua yang akan di telusuri. Sebaiknya, dimulai dari mengetahui bahaya - bahaya dan musibah yang bisa menimpa karenanya.
INCIDENCE adalah kejadian yang tidak menggembirakan namun tidak sampai membawa kematian atau terlukanya penelusur gua, contoh : tersesat, jatuh terpeleset tanpa menyebabkan luka, kelelahan, kehilangan alat - alat SRT, dehidrasi, terjebak air bah dalam gua, terlambat keluar gua dan tidak sesuai kesepakatan sehingga dicari teman - temannya, memasuki gua vertikal tidak menggunakan peralatan yang dipersyaratkan sehingga sulit keluar, dll.
ACCIDENT adalah musibah fatal atau berakibat lukanya penelusur gua.


BANJIR DALAM GUA
1. Jangan memasuki sistem perguaan pada musim hujan. Pelajari iklim setempat.
2. Perhatikan aliran air dalam gua, apakah berasal dari sungai di atas permukaan tanah? Perhatikan sedimen dasar sungai, bebatuan dari luar ( bulat, berwarna abu - abu /hitam ) dan lumpur adalah indikasi nyata, aliran air itu jenis vadosa dan berasal dari sungai permukaan. Pada saat hujan deras, sungai dalam gua yang sifatnya numpang lewat, dengan cepat akan meluap. Bila sedimen hanya terdiri dari serpihan, butiran, kerikil berwarna putih kekuningan, tanpa sedikitpun lumpur, berarti sungai dalam gua berasal dari akumulasi air perkolasi, yang terlihat menetes dari setiap ujung bawah stalaktit bawah dan mengaliri flowstone ( menyerupai air terjun membeku ), gourdam ( menyerupai petakan sawah ), drapery ( menyerupai gorden ) dan dinding lorong gua. Air perkolasi lambat responsnya terhadap hujan lebat. Air hujan membutuhkan banyak waktu untuk meresap ke dalam sistem percelahan lapisan batu gamping yang tebal. Sungai bawah tanah yang berasal dari kumpulan air perkolasi, tidak cepat meluap saat hujan di luar gua. Debitnya baru bertambah mungkin setelah 6 sampai 12 jam, meningkatnya juga perlahan - lahan. Tetapi pada umumnya, sungai bawah tanah itu suatu kombinasi antara air vadosa dan air perkolasi. Lakukan analisa mana yang lebih dominan melalui analisa kualitas dan kuantitas sedimen pada dasar sungai dalam gua. Makin banyak lumpur, makin cepat terjadi banjir dalam gua saat hujan lebat. Kemudian perhatikan dinding gua, apakah terlihat "garis lumpur" atau "mud line", yaitu suatu garis berwarna cokelat pada dinding gua yang putih bersih, garis itu adalah tanda batas ketinggian air meluap saat hujan. Perhatikan juga apakah ada aneka jenis sampah atau bagian tumbuhan yang berasal dari luar yang tersangkut pada dinding atau plafon gua. Tersangkutnya kantong plastik, kain, ranting, dan lain - lain di plafon gua berarti bahwa saat banjir, seluruh lorong gua tertutup air sampai plafonnya.
3. Perhatikan topografi kawasan karst, bila didominasi bukit - bukit terjal, maka gua - gua yang biasanya terletak pada dasar cekungan - cekungan di bawah bukit, akan cepat kemasukan air hujan. Bila lokasi gua - gua di Plato ( dataran rendah ) maka air hujan lebih lambat memasuki interior gua. Kawasan karst sempit, lebih cepat mengalirkan air hujan ke dalam interiornya. Kawasan karst luas, membutuhkan waktu lebih banyak untuk mengalirkan air ke dalam interiornya, walaupun pasti jumlah air hujan yang masuk, akan jauh lebih banyak dari kawasan karst kecil.
4. Perhatikan status vegetasi kawasan tadah hujan. Kalau masih hutan lebat, air hujan akan terikat dulu oleh sistem perakaran, sebelum menetes masuk ke dalam gua. Bila sudah dijadikan ladang, atau sudah ditebang habis hutannya, maka air hujan akan lebih cepat memasuki interior karst.
5. Percayalah pada penduduk setempat, yang memberitahukan bahwa pada musim hujan seluruh atau sebagian gua akan tertutup air.


GAS RACUN
Di Indonesia, yang dimaksudkan dengan gas racun ialah karbon dioksida
( CO2 ) yang jumlahnya berlebihan, terutama ditemukan dalam lorong - lorong buntu yang tidak berventilasi. Produksi gas CO2 dalam gua berlanjut terus. Tetesan air perkolasi yang mengandung larutan jenuh zat kapur Ca ( HCO3 )2, terurai menjadi H20, yang menetes ke alam interior gua, gas CO2 yang berdifusi ke dalam atmosfir gua dan CaCO3 yang mengendap sebagai kalsit / aragonit pembentuk aneka jenis dekorasi gua. Kalau tidak ada ventilasi, maka kandungan CO2 meningkat terus, terutama di balik sifon, ini bahaya terbesar bagi cave divers. CO2 bertambah banyak bila terlihat akar - akar pohon menjuntai dari plafon ke dalam lorong - lorong gua, contoh : gua - gua di sekitar Blora. Juga bertambah banyak bila ada bahan organik yang membusuk dalam gua ( dedaunan, ikan - ikan mati, dsb ).


Bila saat memasuki sebuah gua kita merasa ragu dan mulai ada gejala hyperventilation ( nafas terengah - engah walaupun tidak lelah ), kita dapat menyalakan sebuah lilin, bila nyala lilin tersebut mati, secepatnya keluar. Jangan andalkan nyala karbit, karena lampu karbit masih bisa menyala walaupun kandungan CO2nya sudah mematikan. Hati - hati masuk ke dalam gua bila ada kegiatan vulkanik di dekatnya, karena kandungan gas SO2, H2S, NO2, dll, bisa tinggi.


Jangan memasuki gua bila dalam radius 5 km ada kegiatan penambangan memakai bahan peledak. Gas yang dihasilkan sumbu yang dibakar, bisa meresap rekah celah karst sejauh 5 km lebih dan sifatnya sangat toksis, contoh : di Belgia pernah ada 7 penelusur gua vertikal meninggal karena keracunan gas yang digunakan petambang pada jarak 5 km. Paling bahaya adalah saat suatu lubang di bawah tanah ditemukan setelah digali bagian atasnya ( misalnya untuk membuat fondasi rumah penduduk ). Lubang di kawasan karst yang baru terbuka, sudah pasti tinggi kandungan CO2 nya. Kandungan CO2 tinggi dapat dijumpai pula di sumur yang dalam, karena CO2 lebih berat dari udara, sehingga terkumpul pada dasar sumur. Banyak penggali sumur dalam, meninggal karena keracunan CO2. Radon adalah gas tidak berwarna, tidak tercium, tetapi berbahaya karena bersifat radioaktif. Gas ini terdapat dalam beberapa gua dengan konsentrasi tinggi, hal mana bisa menyebabkan kanker paru - paru dan lebih mudah menyerang para perokok. Oleh sebab itu seorang perokok sebaiknya jangan melakukan kegiatan caving. Kalaupun ingin melakukannya, jangan memasuki lorong yang pengap dan terlalu lama ( sampai berjam - jam ) menelusuri gua alam.


Gas racun berbau ialah yang dihasilkan tumpukan guano bercampur air kencing kelelawar. Baunya menyengat karena mengandung gas Ammonia. Bila konsentrasinya tinggi, bisa mematikan manusia yang menghirupnya, tanpa berpengaruh pada kelelawar. Pakailah masker hidung saat menelusuri gua pada malam hari yang banyak kelelawarnya. Bila menderita pusing, mual dan sulit bernafas, segera keluar gua dan hiruplah oksigen dalam tabung kecil secepatnya.


TERSESAT
Gua - gua di Indonesia sedikit cabang - cabangnya. Di Eropa banyak gua yang cabangnya sampai puluhan. Agar tidak tersesat, senantiasa memetakan gua sambil menelusurinya. Bisa gunakan tali, pasang tumpukan batu atau ranting pada persimpangan. Yang paling tepat, tetapi cukup mahal adalah meletakkan light stick pada persimpangan, terutama bila gua itu bertingkat banyak ( multilevel ). Setiap sepuluh langkah wajib lihat balik. Aspek gua saat keluar selalu tampak berbeda dengan apa yang dilihat saat memasukinya, lebih - lebih bila bertingkat. Daya orientasi penelusur gua wajib kuat. Jangan lupa membawa cadangan karbit, baterai dan bola lampu secukupnya. Tanpa bantuan cahaya, semua penelusur pasti tersesat.

DEHIDRASI
Penelitian menunjukkan, bahwa saat penelusur gua merasa haus, air minum tidak akan mencukupi kebutuhan. Minumlah yang banyak sebelum memasuki gua dan tunggu sampai berkemih sebelum memasukinya. Jangan minum air dalam gua, yang terbukti terkontaminasi semuanya. Air perkolasi dalam gua Petruk ( Gombong ) terbukti terkontaminasi insektisida DDT. Bawa air minum dalam botol / tempat khusus.

GIGITAN BINATANG BERACUN DALAM GUA
Senantiasa pakai sarung tangan karet speleo / industri kimia dan jangan memasukkan tangan ke dalam lubang atau celah sebelum meneliti apa yang ada di dalamnya, mungkin saja di dalamnya ada sarang ular atau binatang berbisa lainnya. Lokasi yang sering dijumpai adanya ular beracun ialah sekitar mulut gua atau perjalanan menuju mulut gua.

KELILIPAN
Jangan remehkan kejadian yang amat mengganggu ini. Pakai selalu kacamata penyelam, saat membor dinding gua untuk pasang rock anchor ( bolt ). Juga saat korban musibah diangkut keluar gua, dia harus dipakaikan kacamata penyelam. Gua yang dihuni kelelawar dengan banyak guano kering, bisa membahayakan penelusur gua, bila di dalam guano itu terdapat spora histoplasma capsulatum. Bila terhirup masuk paru - paru, timbullah penyakit histoplasmosis paru - paru. Gejalanya mirip tbc paru - paru, seperti batuk - batuk, demam, pegal - pegal, nafsu makan berkurang, berat badan meyusut cepat. Bila difoto rontgen paru - parunya, maka gambarannya juga sangat mirip tbc. Itu sebabnya, setiap penelusur gua yang batuk - batuk dan demam seminggu setelah menelusur gua ber-guano, pada saat diperiksa seorang dokter, wajib menjelaskan perihal kegiatan caving yang telah dilakukannya. Bila tidak dijelaskan, maka pada umumnya dokter akan mendiagnose tbc paru - paru dan mengobatinya sesuai diagnosa tersebut. Pasien tidak akan sembuh dan akan meninggal dunia. Obat yang tepat ialah suntikan Amphotericin B secara intravenosa. Mencegahnya ialah dengan senantiasa memakai masker hidung ( seperti yang digunakan di lingkungan industri berdebu dan yang banyak dipakai sewaktu ada wabah SARS ) saat memasuki gua yang banyak guano - nya.

Peralatan Wajib Dalam Susur Gua

 

Susur gua sangat bervariasi tantangannya. Mulai dari gua yang aman sampai gua yang penuh resiko. Apalagi jika kamu adalah tim ekspedisi untuk membuka ruang dan jalan penelusuran gua. Untuk mengurangi resiko yang mungkin bisa timbul, kamu harus mempersiapkan segala sesuatunya, termasuk peralatannya. Persiapan itu diperlukan untuk menghindari resiko yang paling berbahaya. Maklum, dalam olah raga ini, kamu tidak dapat mengandalkan pertolongan dari orang lain ( rescue team ) karena sulitnya medan yang dihadapi. Jadi, kamu harus mempunyai kemampuan menyelamatkan diri sendiri ( self rescue ). Untuk itu peralatan dibawa harus lengkap. Guna peralatan itu untuk membantu penelusuran atau menghangatkan tubuh. Beberapa peralatan yang dibutuhkan dalam penelusuran gua diantaranya adalah:


1. Sepatu.
Untuk olah raga tersebut kamu harus memilih sepatu yang benar - benar kuat. Usahakan memilih sepatu khusus untuk pendakian. Maklum, untuk naik atau turun gua kadang - kadang kamu harus melakukan pendakian.


2. Helm.
Helm akan melindungimu jika sewaktu - waktu terjadi benturan atau kecelakaan. Jangan sepelekan masalah helem karena bisa berakibat fatal.


3. Lampu.
Lampu berfungsi untuk penerangan ketika kamu melakukan penurunan ke gua. Lampu sangat berguna jika kamu melakukan penelusuran ke gua - gua yang masih alami.


4. Tali pengaman.
Tali berguna untuk melindungi tubuh dari resiko terjatuh. Tali sangat dibutuhkan untuk melakukan penurunan atau pendakian dalam upaya menemukan jalan tembus ke gua.


5. Baju.
Baju yang kamu bawa harus lengkap, baik baju hangat ( jaket ) maupun jas hujan. Jas hujan mutlak kamu bawa agar badanmu tidak basah kuyup karena terkena air hujan.


6. Pelindung lutut dan siku.
Beberapa penelusur memakai pelindung lutut dan siku untuk menjaga agar bagain tubuh itu tidak lecet tekena goresan batu gua.


Jika kamu ingin menelusuri gua dimana ada bagian gua yang tergenang air, maka kamu pun harus menyiapkan alat - alat untuk melakukan penyelaman, seperti tabung udara dan masker. Namun, jika penyelaman itu hanya sebentar, kamu bisa melakukan penyelaman bebas tanpa bantuan alat.


Etika Penelusuran Gua

 

Penelusuran gua merupakan kegiatan kelompok ,karenanya dalam setiap penelusuran tidak dibenarkan seorang diri.Jumlah minimal untuk sebuah eksplorasi gua adalah 4 orang.Hal ini didasarkan atas pertimbangan, jika terjadi kecelakaan pada salah satu anggota kelompok ,satu orang dibutuhkan untuk menjaga , dua orang untuk mempersiapkan pertolongan (rescue), atau kalau tidak mungkin, cari pertolongan kepada penduduk.


Sebelum memasuki gua , hal harus yang dilakukan adalah meninggalkan pesan kepada orang lain : berapa orang,tujuan gua yang akan dimasuki,bagian mana yang dimasuki,berapa lama dan lain2. Kemudian tinggalkan seorang pengamat diluar gua .Orang ini sangat berguna untuk memberikan peringatan,jika terjadi sesuatu diluar gua.Misalnya hujan lebat yang dapat mengakibatkan banjir dalam gua. Kalau tidak mungkin ,pelajarilah keadaan cuaca terakhir didaerah tsb,juga
disiplin waktu yang disepakati.

Hal lain yang harus diperhatikan ,yaitu membawa makanan dan minuman.Paling penting kondisi badan harus selalu fit disaat melakukan penelusuran gua.Sikap terbaik adalah menyadari kemampuan diri sendiri dan tidak memaksakan diri untuk menelusuri gua, jika kondisi atau kemampuan tidak memungkinkan.

Satu hal yang harus diresapi dan disadari oleh setiap penelusur gua yaitu masalah konservasi. Jangan mengambil apapun, jangan meninggalkan apapun dan jangan membunuh apapun. Setiap buangan yang ditinggalkan akan merusak lingkungan biologis,karena gua bisa menjadi sangat
rapuh,misalnya karena sampah karbit.

Bawalah semua sampah keluar gua dan buang ketempat pembuangan sampah.Setiap kerusakan yang ditimbulkan oleh penelusur adalah tindakan tercela,karena untuk merusakan benda2 dalam gua misalnya staglagmit dan staglatit hanya butuh beberapa detik, sedangkan proses pembentukan benda membutuhkan waktu ribuan bahkan jutaan tahun.

jika prinsip-prinsip diatas disadari dan dilaksanakan oleh setiap penelusur gua, maka semboyan: Take nothing but picture,leave nothing but footprint, kill nothing but time, akan terasa semakin berarti.


Tips dan trik susur pantai




MESKI kelihatannya ringan, sebenarnya kegiatan susur pantai cukup
berat dan membutuhkan persiapan matang. Baik itu dalam hal
perlengkapan, fisik, maupun bekal pengetahuan. Berkaitan dengan
pengetahuan seputar kesehatan, berikut ini ada beberapa tips dan trik sebelum melakukan kegiatan susur pantai :


1. Minumlah air yang cukup sebelum, pada saat, dan sesudah kegiatan.
Jangan minum minuman beralkohol dan kopi.

2. Rencanakan jadwal kegiatan dengan baik. Misalnya, hindari kegiatan

terlalu berat pada pukul 10.00 sampai 14.00, dan selalu sempatkan
untuk istirahat beberapa saat di tempat yang teduh.

3. Gunakan pakaian yang ringan, longgar, menyerap keringat, berwarna

cerah. Katun adalah bahan terbaik.

4. Lindungi diri dengan topi (bertepi lebar) dan kacamata hitam.

Sebab, mata adalah organ yang sensitif terhadap panas.

5. Gunakan krim pelindung matahari dengan SPF 15 atau lebih, setengah

jam sebelum melakukan aktivitas di lingkungan yang panas. Ulangi
pemakaian sesuai dengan petunjuk yang tertera dalam kemasan. Bila
kulit terbakar matahari, selain nyeri, juga dapat mengganggu proses
penguapan di kulit.

6. Jika melakukan kegiatan cukup lama, sebaiknya sesekali membasahi

topi dengan air. Jangan lakukan hal ini setelah pukul 15.00, karena
kondisi lingkungan yang sudah tidak terlalu panas dapat menyebabkan
kita jatuh pada keadaan hipotermia (kehilangan suhu tubuh karena
kedinginan).

7. Lakukan aktivitas secara bertahap. Jika perlu, datanglah beberapa

hari sebelumnya agar tubuh melakukan aklimatisasi terlebih dahulu.

8. Mintalah orang lain untuk melakukan pengawasan selama melakukan

aktivitas, dan lakukanlah hal yang sama pada orang lain. Hal ini akan
membuat kita tetap waspada, dan mengenali tanda-tanda bahaya. 



Tekhnik pendakian gunung

PENDAHULUAN
Navigasi adalah pengetahuan untuk mengetahui keadaan medan yang akan dihadapi, posisi kita di alam bebas dan menentukan arah serta tujuan perjalanan di alam bebas.
Pengetahuan tentang navigasi darat ini meliputi
1. Pembacaan peta
2. Penggunaan kompas
3. Penggunaan tanda‑tanda alam yang membantu kita dalam menentukan arah
Pengetahuan tentang navigasi darat ini merupakan bekal yang sangat penting bagi kita untuk bergaul dengan alam bebas dari padang ilalang, gunung hingga rimba belantara. Untuk itu memerlukan alat‑alat seperti
1. Peta topografi
2. Penggaris
3. Kompas
4. Konektor
5. Busur derajat
6. Altimeter
7. Pensil
PETA TOPOGRAFI
Peta adalah gambaran dari permukaan bumi yang diperkecil dengan skala tertentu sesuai dengan kebutuhan. Peta digambarkan di atas bidang datar dengan sistem proyeksi tertentu. Peta yang digunakan untuk kegiatan alam bebas adalah Pete Topografi.
Peta topografi adalah suatu representasi di atas bidang datar tentang seluruh atau sebagian permukaan bumi yang terlihat dari atas dare diperkecil dengan perbandingan ukuran tertentu. Peta topografi menggambarkan secara proyeksi dari sebagian fisik bumi, sehingga dengan peta ini bisa diperkirakan bentuk permukaan bumi. Bentuk relief bumi pada peta topografi digambarkan dalam bentuk Garis‑Garis Kontur.

Manajemen perjalanan




Dalam sebuah perjalanan kegiatan alam bebas ada dua faktor yang mempengaruhi berhasil tidaknya perjalanan tersebut. Faktor pertama sifatnya intern, artinya datang dari si pelaku perjalanan itu sendiri. Kalau faktor intern ini tidak dipersiapkan dengan baik, maka pelaku perjalanan terancam oleh bahaya subyek (subjective danger). Persiapan yang kurang akan mendatangkan bahaya bagi pelaku perjalanan bersangkutan.

Faktor kedua sifatnya ekstern, artinya datang dari luar pelaku perjalanan. Bahaya yang mengancam dari luar ini datang dari obyek perjalanan yang akan dihadapi, sehingga secara teknis disebut bahaya oyek (objective danger). Bahaya itu bisa berupa badai, hujan, udara dingin, kabut, longsoran, hutan lebat dan sebagainya. Faktor ekstern ini masih bisa dipehitungkan, meskipun tidak semudah memperhitungkan faktor intern. 



I. RENCANA PERJALANAN

Dalam penyusunan rencana perjalanan harus diperhatikan beberapa hal penting yang mencakup:

Tempat Tujuan

Mencari informasi tentang tujuan perjalanan merupakan tahap paling awal sebelum melakukan perjalanan. Informasi bisa kita dapat melalui literatur, media massa, penduduk setempat dan orang yang pernah melakukan perjalanan ke tempat tersebut. Adapun informasi yang perlu didapatkan adalah:

1. Rute-rute yang ada, dan mempertimbangkan rute mana yang akan dipilih.
2. Keadaan medan, struktur geologi serta hambatan-hambatan yang mungkin timbul, misalnya: air, gas racun, pasir apung dan lain-lain.
3. Keadaan flora dan fauna yang ada.

Waktu Perjalanan

Memperkirakan waktu perjalanan perlu dilakukan. Ini terutama berguna untuk mempersiapkan makanan. Dan yang perlu diperhatikan lagi adalah keadaan musim dan cuaca pada saat itu.
Anggota/Peserta
Selain memilih anggota dalam perjalanan, yang perlu diperhatikan juga adalah pembagian kerja tim dan sebuah kerjasama yang solid. Karena kerjasama yang baik merupakan faktor yang menentukan keberhasilan perjalanan tersebut.

II. PERSIAPAN PERJALANAN

Mental dan Fisik

Perbuatan nekad sering terjadi karena ketegangan dan panik.
Untuk itu kondisi mental yang baik mutlak diperlukan dalam sebuah perjalanan. Kondisi fisik harus sesuai dengan standar perjalanan yang dihadapi. Latihan-latihan fisik yang teratur adalah upaya yang paling tepat dalam rangka standarisasi sebuah perjalanan. Dan perlu diperhatikan juga adalah proses aklimatisasi (penyesuaian suhu tubuh terhadap lingkungan), karena seringkali sebuah perjalanan di alam terbuka akan berhadapan dengan suhu lingkungan yang ekstrim.

Pengetahuan dan Ketrampilan

Setiap anggota tim harus menguasai pengetahuan dasar hidup di alam terbuka, antara lain navigasi, survival dan pertolongan pertama pada gawat darurat. Jika perjalanan yang dipilih adalah pendakian maka harus dikuasai pengetahuan mountaineering.

Administrasi

Surat-menyurat yang diperlukan dalam perjalanan kegiatan alam bebas antara lain:
1. Surat pengantar dari lembaga terkait, misalnya surat tugas dari Dekanat atau Rektorat.
2. Surat ijin kegiatan (Kepolisian dan Sospol)
3. Surat ijin masuk kawasan.

Peralatan

Persiapan perlengkapan merupakan awal perjalanan itu sendiri. Perlengkapan kegiatan alam bebas umumnya memang mahal, tetapi ini wajar karena perlengkapan itu adalah pelindung keselamatan. Alam terbuka merupakan lingkungan yang asing bagi organ tubuh kita. Karena itu diperlukan perlengkapan yang memadai agar mampu hidup di lingkungan yang baru.

Makanan

Dua unsur gizi merupakan sumber tenaga paling utama adalah hidrat arang dan zat lemak. Hidrat arang memegang peranan penting, sebab jumlah tenaga yang dihasilkan pada waktu pembakaran tubuh per liter oksigen jauh lebih besar daripada jumlah tenaga yang dihasilkan dari pembakaran zat lemak. Pembakaran lemak menjadi kalori juga berjalan lambat, sehingga ada baiknya memakan makanan yang mengandung banyak lemak pada pagi hari agar menghasilkan kalori ketika dibutuhkan di siang hari. Makanan itu misalnya lemak daging, mentega, keju, kuning telur, kacang dan lain-lain. Karbohidrat dapat diperoleh antara lain dari beras, susu, gula-gula, coklat dan sebagainya.
Adapun protein, untuk pendaki gunung sebaiknya tidak disuguhkan dalam kadar yang tinggi. Protein yang berlebihan menyebabkan amonia dan asam amino banyak tertimbun di dalam darah sehingga cepat menimbulkan rasa lelah. Amonia dan asam amino yang berlebihan tadi menyebabkan banyak kencing, sehingga cairan banyak yang hilang. Hal ini dapat menyebabkan dehidrasi (kehilangan cairan pada sel-sel tubuh) dan lejar panas (heat exhaustion). Proses pembakaran protein oleh tubuh pun-hanya memberikan energi kurang dari 10 persen dari yang kita butuhkan. Protein antara lain dihasilkan oleh daging, ikan, ayam, putih telur dan sebagainya.

Packing

Kenyamanan membawa ransel juga tergantung pada pengepakan barang di dalamnya. Ada beberapa prinsip yang harus dipegang dalam pengepakan:
1. Letakkan barang-barang yang berat di bagian atas dan barang-barang yang ringan di bagian bawah. ini penting dilakukan agar berat seluruh beban jatuh di pundak, bukan di pinggang atau punggung. Bagilah berat itu secara merata di sebelah kiri dan kanan, jangan menyiksa salah satu bahu dengan berat yang tak seimbang.
2. Letakkan barang-barang yang dibutuhkan dalam perjalanan di bagian atas. Sedapat mungkin kelompokkan barang-barang tersebut menurut fungsinya, lalu letakkan bersama-sama menurut tingkat kebutuhannya.
3. Manfaatkan ruangan yang ada seefektif mungkin.

Anggaran Biaya

Anggaran biaya harus dirinci secara detail, maka diperlukan salah satu dari tim yang bisa mengatur keluar masuknya uang.
Selain pemasukan dan pengeluaran perlu dicantumkan juga dana tidak terduga.

III. SKENARIO OPERASI

Yang dicantumkan dalam skenario operasi adalah:
1. Peta Lintasan
Peta ini memberikan informasi tentang jalur lintasan yang digunakan, shelter peristirahatan dan tempat camp. Dicantumkan juga tempat dimana terdapat sumber air , daerah-daerah yang berbahaya dan kendala-kendala yang mungkin terjadi selama perjalanan.

2. Jalur Evakuasi
Jalur evakuasi adalah jalur jang digunakan untuk membawa korban .apabila terjadi kecelakaan dalam kegiatan alam bebas. Dimana jalur tersebut dapat ditempuh dalam waktu sesingkat mungkin mencapai tempat penanganan selanjutnya terhadap korban.

3. Perhitungan Waktu
Berdasarkan peta lintasan dibuat rincian waktu yang digunakan selama perjalanan mulai dari berangkat, kembali dan lama perjalanan. Diperhitungkan juga waktu istirahat dan camp.

IV. LAPORAN PERJALANAN
Laporan perjalanan memuat semua hasil perjalanan yang telah dilakukan. Dan yang paling penting dari laporan perjalanan adalah evaluasi dari perjalanan tersebut sehingga kita dapat belajar dari kesalahan apabila kita akan melakukan perjalanan lagi.




MANAJEMEN PENDAKIAN

Persiapan Untuk merencanakan suatu Perjalanan ke alam bebas Harus ada persiapan dan penyusunan secara matang. ada rumusan yang umum digunakan yaitu 4W & 1 H, yang kepanjangannya adalah :
  • Where
  • Who
  • WhyWhen
  • How.

Berikut ini aplikasi dari rumusan tersebut:

1. Where (Dimana)

untuk melakukan suatu Kegiatan alam kita harus mengetahui dimana yang akan kita digunakan, Contoh: Gunung Gede-Pangrango.

2. Who (Siapa)

apakah anda akan melakukan Kegiatan alam tersebut sendiri atau dengan berkelompok. Contoh: Satu Kelompok ( 25 Personil) Terdiri dari 20 Orang anggota Penuh (panitia) dan 5 Orang anggota muda (peserta)

3. Why (Mengapa)

ini adalah pertanyaan yang cukup panjang jawabannya dan bisa bermacam-macam Contoh : Untuk melakukan DIKSAR, dll

4. When (Kapan)

waktu pelaksanaan Kegiatan tersebut, berapa lama?. Contoh: 23 Februari 2001 sampai dengan 25 Februari 2001

Dari pertanyaan-pertanyaan 4 W, maka didapat suatu gambaran sebagai berikut: pada tanggal 23-25 Februari 2001 akan diadakan DIKSAR ,yang akan dilaksanakan oleh 20 panitia dan diikuti 5 orang peserta yang inggin dilantik menjadi anggota penuh. Tempat yang digunakan untuk DIKSAR tsb yaitu Gunung Gede-Pangrango. Untuk How/Bagaimana merupakan suatu pembahasan yang lebih komprehensif dari jawaban pertanyaan diatas ulasannya adalah sebagai berikut :
• Bagaimana kondisi Tempat
• Bagaimana cuaca disana
• Bagaimana perizinannya
• Bagaimana mendapatkan air
• Bagaimana pengaturan tugas panitia
• Bagaimana Acara DIKSAR berlangsung
• Bagaimana materi yang disampaikan
• dan masih banyak Bagaimana ? (silahkan anda dapat mengembangkannya lagi).

Dari Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang timbul itulah kita dapat menyusun Rencana Kegiatan yang didalamnya mencakup rincian :
1. Pemilihan medan, dengan memperhitungkan lokasi basecamp panitia, pembagian waktu dan sebagainya.
2. Pengurusan perizinan
3. Pembagian tugas panitia
4. Persiapan kebutuhan acara
5. kebutuhan peralatan dan perlengkapan
6. dan lain sebagainya.
Dan yang tidak kalah pentingnya adalah anda akan mendapatkan point-point bagi kalkulasi biaya yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan tersebut.